home Beranda > Pembelajaran MBKM
Posisi geografis Indonesia yang berada di lintas garis katulistiwa meniscayakan pergerakan yang dinamis dan dalam beberapa kasus mengalami anomali. Situasi ini menjadikan aspek fisik-biologis Indonesia memiliki potensi besar terus mengalami perubahan dalam jangka panjang yang apabila tidak direspons dengan baik akan memberikan dampak berupa bencana alam. Bukti ini bisa dilihat dalam sejarah Indonesia yang telah mengalami seluruh jenis bencana alam yang bisa diklasifikasikan dalam 4 (empat) kelompok, yaitu (1) lautan dan perairan, (2) pegunungan dan perbukitan, (3) pertanahan, dan (4) per-iklim-an. Jenis-jenis bencana lautan dan perairan misalnya tsunami, gelombang tinggi, abrasi, dan banjir. Pegunungan dan perbukitan misalnya erupsi gunung merapi, tanah longsor, dan kebakaran hutan. Kelompok pertanahan misalnya bencana pergerakan tanah (likuifaksi), kekeringan, dan pelumpuran (banjir lumpur). Bencana per-iklim-an misalnya badai angin dan kemarau panjang. Dengan situasi fisik geografis ini, Indonesia menjadi wilayah dengan potensi berbagai bencana yang tinggi dan terjadi sepanjang waktu.
Secara sosial, Indonesia merupakan negara dengan tingkat kemajemukan yang tinggi. Ragam suku, etnik, bahasa, agama, dan kebudayaan berpotensi menjadi sumber konflik yang tinggi. Beberapa kasus konflik horisontal telah terjadi dan memberikan efek yang sistemik bagi kehidupan berbangsa. Demokrasi kemudian menjadi pilihan paling representatif bagi bangsa dengan tingkat heterogenitas yang tinggi. Semua kelompok memiliki ruang yang relatif sama dan proporsional yang secara otomatis akan memunculkan dinamika sosial dalam intensitas yang tinggi. Kompetisi menjadi proses sosial yang tidak bisa dihindari yang secara politik menghasilkan dua kelompok yang berbeda dalam satu pasangan (binary opposition) seperti kaya-miskin, majuterbelakang, modern-tradisional, dan seterusnya. Implikasi lebih jauh, hubungan oposisi biner ini memunculkan kelompok-kelompok marginal dan rentan yang membutuhkan perhatian agar memiliki sumberdaya yang memadai dalam rangka mencapai atau setidaknya menjaga sisi-sisi kemanusiaan yang paling mendasar.
Skema transformasi terhadap kelompok-kelompok marginal dan rentan perlu dilakukan dalam berbagai variasi dengan melibatkan stakeholders sebanyakbanyaknya termasuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. Mahasiswa menjadi sumberdaya yang potensial untuk menggerakan proyek transformasi kemanusiaan ini melalui skema pembelajaran yang sistematis, inovatif, dan terstruktur.
Lembaga/Perusahaan Mitra | Program Studi | Bobot SKS |
---|---|---|
Tidak ada data |